Senin, 04 Juli 2016
TERUSLAH BERLARI MENGEJAR MIMPIMU
HARI sudah
gelap. Sebagian lampu-lampu di stadion telah dipadamkan. Pertandingan lari
marathon memang sudah lama berakhir. Tiga peraih medali, sudah berganti baju.
Pesta di antara mereka sudah berlangsung. Di lapangan, meski masih tersisa
beberapa pertandingan atletik, namun penonton sudah tidak sebanyak siang
sebelumnya.
Setelah
lewat satu jam setelah lomba usai, tiba-tiba penonton dikejutkan pengumuman
oleh panitia dari pengeras suara. Pertandingan ternyata belum usai. Masih ada
satu pelari lagi yang akan memasuki stadion. Gemuruh tepuk tangan pun membahana
di stadion saat seorang pelari mulai memasuki stadion. Para penonton berdiri
dan memberikan standing ovation pada pelari bernomor 36 itu.
Langkah sang
pelari tak mulus lagi. Bahkan langkahnya sempat terhenti saat memasuki pintu
stadion. Sejenak dia tampak meringis menahan sakit, tapi tekadnya sungguh
mengalahkan segalanya. Dengan kaki terbebat perban, dengan langkah yang tak
sempurna, dia menuju garis finish pada lintasan lari tersebut.
Beberapa
menit kemudian, dia pun menyempurnakan tugasnya. Dia menjadi pelari terakhir
yang sanggup menyelesaikan jarak 42 kilometer. Pelari asal Tanzania itu menjadi
pelari ke 57. Sebelas lainnya memilih menyerah dan ogah menuntaskan
pertandingan. Walau menjadi pelari paling buncit, toh sejarah mencatatnya
sebagai pelari berhati baja, kukuh bagai karang dalam mengemban sebuah tugas.
Tak aneh bila gelar ’a King without crown’ atau ’Raja Tanpa Mahkota’ disematkan
padanya.
Itulah
sekelumit peristiwa yang terjadi di Mexico City, 42 tahun silam. Saat itu,
Meksiko menjadi tuan rumah Olimpiade yang ke 19. Adalah John Stephen Akhwari,
pria kelahiran pada 1938 di Mbulu, Tanganyika, Tanzania, membuat catatan
penting yang akan dikenang sepanjang masa.
Saat bendera
dikibarkan, saat lomba baru dimulai beberapa saat, Akhwari telah terhadang
cedera. Pria berkulit legam itu terjatuh, yang menyebabkan ia terluka parah.
Akhwari mengalami lepas engsel pada sendi lututnya. Sakit? Jangan ditanya. Rasa
nyeri bersarang dilututnya. Akibat lukanya, Akhwari mengalami demam hebat.
Pihak panitia pun menyarankan agar ia mengundurkan diri dari lomba. Tapi
Akhwari malah memutuskan untuk terus berlari dan melanjutkan perlombaan. Sambil
mengatasi rasa nyerinya, Akhwari terus berlari hingga mencapai finish.
Setelah
usai, Akhwari ditanya oleh wartawan mengapa ia terus berlari. Akhwari menjawab
sederhana, “Negaraku tidak mengirim aku sejauh 5000 mil ke Mexico City untuk
memulai perlombaan. Mereka mengirim aku untuk menyelesaikannya.”
Akhwari tak
ingin mengecewakan negara dan seluruh rakyat Tanzania. Karena Akhwari berangkat
mengikuti Olimpiade tersebut menggunakan uang yang berasal dari rakyat
Tanzania. Negaranya tidak mengirimkannya untuk hanya memulai lomba, tapi juga
untuk mengakhirinya. Ribuan dollar uang rakyat harus disisihkan untuk
memberangkatkan seorang atlet ke Olimpiade. Tak pelak, Akhwari memberikan
inspirasi bagi banyak orang. Bukan karena ia meraih emas. Tapi karena
dedikasinya menyelesaikan lomba walau dalam keadaan luka parah.
Dedikasi
Akhwari, membuat namanya digunakan oleh ’John Stephen Akhwari Athletic
Foundation’, sebuah organisasi yang mendukung pelatihan atlet Tanzania untuk
Olimpiade. Akhwari juga diundang untuk Olimpiade tahun 2000 di Sydney,
Australia. Dan kemudian juga muncul di Beijing sebagai duta dalam persiapan
untuk Summer Olympics 2008.
Kisah
Akhwari tak bisa dilakukan banyak orang. Bisa jadi hanya dialah sendiri yang
mampu melakukannya. Namun bagi kita, perjuangan Akhwari tetap menjadi istimewa.
Dia tidak hanya menanamkan mimpi di kepalanya untuk menjadi terbaik, tapi juga
mencapainya dengan semaksimal mungkin.
Hambatan
yang ada hanyalah riak kecil yang harus dihadapi dan ditaklukkan. Sejatinya
hambatan yang ada di depan mata bukanlah rintangan, melainkan tantangan. Bagaimana
kita bisa menaklukkannya adalah tergantung pada niat dan keinginan yang kita
miliki. Akhwari dengan tekad yang kuat, dan keteguhannya mengemban amanat
adalah sebuah dorongan yang teramat dahsyat untuk menaklukkan semua masalah.
Teruslah
berlari menggapai mimpi-mimpimu.
TERIMA KASIH
Kita semua senang bila orang menghargai kita
dan pekerjaan yang kita lakukan. Di banyak kantor, kita sering melihat
orang-orang memamerkan kartu ucapan terima kasih dari pimpinan mereka, sepucuk
surat khusus dari konsumen, atau selembar sertifikat penghargaan (yang mungkin
umurnya sudah sangat tua). Hargailah pekerjaan!
Ucapkan terima kasih pada anggota tim anda. Berikan penghargaan atas keberhasilan dan prestasi mereka. Sampaikan terima kasih bila mereka berhasil melakukan kemajuan. Anda bisa melakukannya secara empat mata, secara terbuka, dalam bentuk tertulis, atau dengan cara-cara yang begitu kreatif. Orang-orang yang hasil kerjanya dihargai kemungkinan besar hasil kerjanya akan semakin baik juga.
Memperlihatkan sikap menghargai berarti menunjukkan apa yang anda inginkan dan apa yang menurut anda penting dilakukan. Tanpa umpan balik semacam itu, karyawan anda mungkin akan keliru menafsirkan apa yang bisa diterima atau dinilai tinggi.
Riset menunjukkan bahwa manusia haus akan penghargaan. Jika menerima pujian tulus atau apa yang berhasil dilakukan dengan baik, mereka tidak hanya merasa dihargai secara batiniah, tetapi juga membuahkan kebanggan tersendiri di kalangan keluarga dan teman-temannya. Hal ini akan meningkatkan penghargaan mereka pada anda sebagai pemimpin. Siklus itu lalu akan terus-menerus mempertahankan semangat. Sekali suatu tingkat penghargaan atas prestasi diberikan, karyawan akan bertindak dan berusaha mempertahankan citra yang telah berhasil mereka ciptakan. (RFM4)
- Kapankah Anda terakhir kali mengucapkan terima kasih pada seseorang dalam jajaran staff Anda?
- Kapankah Anda terakhir kali memuji seseorang dengan tulus atas keberhasilannya menyelesaikan pekerjaan dengan sangat baik?
Tuhan Dan Laba-Laba
Tuhan
Dan Laba-Laba
Pada
saat Perang Dunia ke 2, ada seorang tentara Amerika yang terpisah dari unitnya
di sebuah pulau di Pasifik. Karena pertempuran sangat gencar penuh asap dan
tembakan, dia terpisah dari rekan-rekannya.
Sementara
dia sendirian di dalam hutan, dia mendengar tentara musuh
mulai mendekati tempat persembunyiannya. Berusaha untuk bersembunyi, dia mulai
naik ke sebuah bukit dan menemukan beberapa gua di sana. Secara cepat
dia merangkak masuk ke dalam salah satu gua. Dia merasa aman untuk sementara,
namun dia menyadari jika tentara musuh melihatnya merayap ke atas bukit, mereka
pasti akan segera memeriksa semua gua dan membunuhnya.
Dalam
gua itu, dia mulai berdoa kepada Tuhan,” Tuhan, jika ini kehendak-Mu, tolong lindungi
aku. Apapun yang terjadi, aku tetap mencintai-Mu dan mempercayai-Mu. Amin.”
Setelah
berdoa, dia bertiarap dan mulai mendengar tentara musuh mulai mendekatinya. Dia
mulai berpikir,”Baiklah, aku kira Tuhan tidak akan menolongku dari situasi
ini.” Kemudian dia melihat seekor laba-laba mulai membangun jaring di depan gua
persembunyiannya. Sementara dia mengawasi dan mendengar tentara musuh yang
sedang mencarinya, lala-laba itu terus membentangkan benang-benang jaring di
pintu masuk gua.
Dia
terkejut dan berpikir,” Yang aku butuhkan sekarang adalah sebuah tembok
pertahanan, mengapa Tuhan malah memberi sebuah jaring laba-laba. Pasti Tuhan
sedang bercanda.” Dari kegelapan gua, dia melihat musuh mulai mendekat dan
memeriksa setiap gua. Dia bersiap-siap untuk melakukan perlawanan terakhirnya,
namun ada yang membuatnya heran karena tentara musuh hanya melihat sekilas ke arah gua
persembunyiannya setelah itu mereka pergi begitu saja.
Tiba-tiba
dia menyadari bahwa ternyata jaring laba-laba yang ada di pintu gua telah
membuat gua itu terlihat seperti belum ada seseorang yang memasukinya. Karena
kejadian itu, dia berdoa dan minta ampun kepada Tuhan karena sudah meragukan
pertolongan Tuhan.” Tuhan, ampunilah aku. Aku lupa bahwa di dalam Engkau,
jaring laba-laba menjadi lebih kuat dari dinding beton.”
Dalam
hidup ini pun kita sering menganggap
bahwa Tuhan harus menyediakan hal yang besar dan dasyat untuk menolong hidup
kita. Tetapi kita sering lupa bahwa di dalam Tuhan hal yang kecil dan remeh
bisa dipakai untuk menolong kita...
TUJUAN HIDUP
Banyak orang melakoni perannya, tapi tidak tahu
arah hidup yang ingin ditujunya. Mereka-reka hidup
adalah apa yang kemudian dilakukannya.
Bila sesuatu hal buruk terjadi, mereka akan berdalih
nasib tak berpihak padanya.
Tidak jarang seseorang baru menyadari tujuan
hidupnya pada usia tua. Sangat disayangkan memang.
Seringkali orang tidak berani melakukan perubahan
dalam hidupnya. Dia hanya menunggu, dan menunggu
adanya perubahan tersebut... hingga akhirnya tujuan
hidupnya tidak tercapai!
Sebenarnya, tidak masalah jika kita harus mengubah
tujuan hidup beberapa kali. Hal yg terpenting adalah
setiap saat kita mempunyai tujuan hidup yang ingin
dicapai.
Setidaknya kita tahu ke mana kita akan berjalan dan
strategi apa yang harus diambil.
4 Cara Yang Bisa Kita Pakai Untuk Menetapkan
Tujuan Hidup:
arah hidup yang ingin ditujunya. Mereka-reka hidup
adalah apa yang kemudian dilakukannya.
Bila sesuatu hal buruk terjadi, mereka akan berdalih
nasib tak berpihak padanya.
Tidak jarang seseorang baru menyadari tujuan
hidupnya pada usia tua. Sangat disayangkan memang.
Seringkali orang tidak berani melakukan perubahan
dalam hidupnya. Dia hanya menunggu, dan menunggu
adanya perubahan tersebut... hingga akhirnya tujuan
hidupnya tidak tercapai!
Sebenarnya, tidak masalah jika kita harus mengubah
tujuan hidup beberapa kali. Hal yg terpenting adalah
setiap saat kita mempunyai tujuan hidup yang ingin
dicapai.
Setidaknya kita tahu ke mana kita akan berjalan dan
strategi apa yang harus diambil.
4 Cara Yang Bisa Kita Pakai Untuk Menetapkan
Tujuan Hidup:
1. Apa sebenarnya keinginan Kita?
Tanyakan pada hati nurani, apa sebenarnya
keinginan Kita untuk beberapa tahun ke depan?
Tidak ada salahnya Kita bermimpi. Kita
tidak perlu malu mengakuinya, lagipula, tokh tidak
ada biaya yang harus Kita keluarkan untuk
sekedar bermimpi. ;-)
2. Kumpulkan informasi.
Dengan mengumpulkan informasi, Kita
bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan.
Jika ada orang lain yang sudah berhasil melakukan
yang Kita inginkan, belajarlah dari mereka.
Lakukan apa yang mereka kerjakan!
3. Jangan diam.
Lakukan sesuatu dan secara terus menerus yang akan
membawa Kita pada impian hidup yang diinginkan!
4. Tingkatkan kemampuan
Jika ada cara yang Kita lakukan terbukti efektif
dan mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai,
maka alangkah baiknya jika Kita berusaha untuk
meningkatkan kemampuan dan menambah kecepatan
kinerja agar tujuan hidup Kita lebih cepat tercapai.
Jika keempat hal di atas Kita lakukan secara terus
menerus tanpa lelah dan bosan, Insya-Allah Kita
akan mendapatkan tujuan hidup yang diinginkan.
Kita ibaratnya adalah seorang 'pemahat' atas
gambaran kehidupan Kita sendiri. Dan seorang
pemahat yang baik akan selalu memiliki 'planning'
terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
Dalam hal ini, Kita pun hanya bisa sebesar dan
sebahagia sebagaimana tujuan yang telah Kita
tentukan. Oleh sebab itu, pahatlah
diri Kita sebaik-baiknya!
Langganan:
Postingan (Atom)